We Love Story
Kita dipertemukan bukan karena kebetulan, tetapi karena semesta merestui doa-doa yang kita panjatkan diam diam
Pertama kali bertemu
2014 - 2016Kami pertama kali bertemu di kelas 2 SMP — saat perasaan belum mengenal arti. Hanya sebatas mengenal, tanpa tahu isi hati masing-masing. Waktu membawa kami ke SMK yang sama, jurusan yang sama. Di sanalah langkah kami mulai seirama, berjalan bersama di awal semester. Namun seperti alur hidup yang tak selalu lurus, kami pun sempat berpisah. Barangkali untuk belajar arti jarak, dan memahami bahwa beberapa pertemuan memang perlu jeda agar lebih bermakna.
Kembali bertemu
2020Dalam sebuah reuni dan buka bersama teman-teman dekat, kami kembali bertemu—namun saling diam, seolah kata belum siap mengalir. Setelahnya, percakapan kami berlanjut melaui pesan WhatsApp. Pelan-pelan, kami saling memahami luka dan cerita masing-masing. Dari sana, tumbuh rasa yang sama—cinta, yang hadir tanpa diduga, namun terasa begitu nyata.
Mewujudkan Keseriusan
2021Keseriusan pun dimulai. Bukan soal materi, tapi soal makna—terutama dalam memahami satu sama lain. Sebagai dua jiwa yang terbiasa memandang dunia lewat lensa filsafat, kami percaya bahwa bahkan cinta pun perlu pijakan yang mendalam: komitmen, tanggung jawab, dan saling percaya. Dengan kesepakatan itu, kami memutuskan untuk menapaki jalan ini bersama. Wujud nyatanya sederhana: menabung di setiap bulan—bukan untuk membuktikan kekayaan, tapi kesungguhan. Dan tahukah kalian? Kami tak pernah saling menyatakan cinta, tak ada tanggal jadian, tak ada hari jadi. Tapi kami tetap bersama. Karena bagi kami, cinta sejati tak selalu butuh perayaan—cukup kehadiran yang konsisten, dan keyakinan yang tak goyah.
Lamaran
22 Juni 2025Kami mulai memikirkan langkah selanjutnya. Secara finansial, emosional, dan fisik, kami merasa cukup — bukan dalam arti sempurna, tetapi cukup untuk berkomitmen. Cukup untuk melangkah bersama, selamanya.
Pernikahan kami
07 September 2025Segala proses yang kami jalani selama bertahun-tahun akhirnya terbayar. Waktu seolah melaju cepat, membawa kembali kenangan—penuh suka, duka, canda, dan tawa. Kami bahagia, dan kini, Insya Allah, kami melangkah menuju ibadah seumur hidup: pernikahan.